Sunday, June 16, 2013

Aku Iri



Aku iri pada mereka. Yaa aku iri. Bahkan sangat iri. Mereka mempunyai kehidupan yang sempurna. Kehidupan yang selama ini aku harapkan. Yaaa aku harapkan. Aku tak punya, tapi mereka punya. Ada ayah, ibu dan mereka. Kapan aku seperti mereka? Kapan aku merasakan kebahagiaan dan kehangatan suatu keluarga yang utuh? Aku merindukan itu. Sungguh aku sangat rindu Tuhan. Aku ingin sama seperti mereka. Mereka yg mempunyai ayah. Aku rindu ayah, Tuhan. Sungguh… sungguh aku sangat rindu dia.

Tuhan, aku mempunya teman. Aku dan dia tidak terlalu dekat, tapi aku tau dia. Dia dari keluarga broken home. Sama sepertiku. Tapi mengapa kita berbeda? Dia bisa jujur kesemua orang bahwa dia berada dalam keluarga yg berpisah. Tapi aku? Kenapa aku harus menutupi semua ini? Sakit sekali Tuhan. Sangat sakit. Lebih sakit dari apa yang aku bayangkan. Tuhan, aku minta satu hal. Pertemukan aku padanya. Aku tak meminta lebih. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang ayah. Bagaimana rasanya disayang dan dimanja oleh seorang ayah. Aku ingin itu Tuhan. 8 tahun aku menunggu. Itu bukan waktu yang sebentar kan? Aku cukup bertahan. Aku cukup tegar. Walau terkadang aku rapuh.

Tuhan, ketika aku bertemu dengan ayah, aku hanya ingin bertanya “kenapa ga pernah jenguk thia?” maafin aku. Aku lemah. Aku tak seperti yang Engkau harapkan Tuhan. Aku sangat lemah, ketika aku harus bercerita tentang sosok orang yang aku tunggu. Tuhan, aku tau. Tau bahwa Engkau memberiku sakit agar aku menjadi wanita yang lebih kuat. Yaa aku tau itu. Tapi, aku tak bisa pungkiri Tuhan, aku rindu. Sungguh sangat merindukannya :’(

Tuhan, dia tau aku sudah menjadi wanita yang semakin dewasa. Dia tau kalo aku ada disini. Dia tau tuhan. Tapi mengapa? Mengapa ia tak pernah datang? Sebentar saja. Apa waktu dia terlalu sibuk? Apa dia ga punya waktu untuk menemuiku?

Aku tau, aku adalah satu satunya anak perempuan baginya. Tapi, dia tak pernah datang. Dia tak pernah ada. Apa dia tak mengharapkan anak perempuan? Tuhan, jaga dia untukku. Jangan ambil dia sebelum aku bertemu dengannya. Aku sayang dia Tuhan. Sungguh….

Aku bahagia saat aku tahu bahwa aku punya kakak laki laki. Tapi semua itu semu. Karena aku tak mengenalnya. Semua itu bayang bayang…

Tuhan, mereka tak pernah tau rasanya menjadi aku. Ketika aku bilang “aku ingin mati. Aku capek”. Mereka hanya bilang “jangan jadi cewek lemah. Harus kuat”. Sebenarnya, disaat aku bilang itu, aku sudah benar benar rapuh. Benar benar sakit. Aku sudah tak mampu menopangnya. Ketika aku bilang itu, itu bukan awal aku mendapat masalah lalu bilang aku ingin mati. Tapi itu adalah setengah perjuanganku menghadapi masalahku SENDIRI. Mereka tak tahu. Yang mereka tahu aku wanita lemah dan cengeng. Yaaa seperti itu anggapan mereka. Aku tak sungguh sungguh ingin mati. Aku hanya ingin merasakan kedamaian. Dimana aku dapat tersenyum lepas tanpa beban.

Tuhan, kirim aku orang yg mampu menopangku dan membantuku berdiri ketika aku jatuh. Yang mampu menggenggamku disaat aku kebingungan dan tak tau arah. Dan yang mampu menghapus airmataku disaat aku menangis karena tak mampu lagi. Aku bertahan sendiri. Aku mencoba segala cara. Aku…. Aku… aku menangis saat ini Tuhan. Maaf. Bukan berarti ku lemah. Tapi, karena aku merindukan sosok orang yg tak kunjung datang.

24 desember 2012 adalah ultahku. Tepat 17 tahun. Dan mimpiku hancur, sirna disaat itu juga. Kata orang itu adalah umur yg special. Tapi bagiku? Nothing special ! yg saat itu aku harapkan ada ayah, tapi tak ada. Yang aku harapkan ada kakek, tapi itu juga tak ada. Lalu siapa yang ada untuk ku? Iyaa, hanya bayang bayangku…. Sendiri

Aku tegar dan aku kuat. Tak perlu khawatir. Karena 8 tahun aku menangis dan aku juga yg menghapusnya. Aku yang terjatuh dan aku yg bangun sendiri. Dan aku yang bingung, aku juga yg menuntun diriku sendiri. Ini ironis. Sangat ironis. Bahkan keadaan saat ini adalah keadaan yg sangat aku benci… benci sekali

No comments :